Rahim Pengganti

Bab 191 "Kebahagiaan or Kesedihan"



Bab 191 "Kebahagiaan or Kesedihan"

0Bab 191 "Kebahagiaan or Kesedihan"     
0

Semua orang di sekolah masih saja terus membahas mengenai liburan singkat yang mereka lakukan, bahkan yang tidak bisa ikut menjadi iri dengan mereka semua yang ikut liburan bersama dengan Dira dan keluarga nya. Namun, meskipun mereka ada beberapa orang yang tidak bisa ikut pergi bersama mereka juga tetap difasilitasi dengan begitu banyak oleh oleh dan lain nya, Daffa benar benar memanjakan semua teman teman anak nya dan juga seluruh keluarga.     

Pagi yang begitu indah ini harus dihiasi dengan teriakan Gina yang begitu menggelegar hal tersebut dikarenakan karena Arka yang sudah mulai berani menggunakan sepeda motor membuat kedua orang tua nya ketar ketir.     

Hal itu terjadi karena ketika berada di Jogjakarta Akbar dan juga Dewa benar benar mengajarkan keponakan nya itu untuk naik motor. Bahkan bukan hanya motor biasa yang diajarkan oleh mereka berdua melainkan juga motor motor trail dan juga motor besar lain nya.     

"Pokok nya Bunda nggak mau tahu kamu nanti berangkat sekolah bareng sama kak Dira dan Baba Bunda nggak mau kamu naik motor itu." Ucapan mutlak yang disampaikan oleh sang buna benar benar membuat Arka hanya bisa mendengus kesal, laki laki itu padahal sudah berjanji kepada teman teman nya untuk menunjukkan motor yang diri nya dapatkan dari kedua om nya tersebut.     

"Satu kali ini aja Bun please besok besok aku enggak akan lagi bawa motor hanya hari ini aja." Regekkan yang dilakukan oleh Arka tidak mempan dan membuat diri nya menjadi kesal seorang diri. Dira yang melihat hal itu hanya bisa diam gadis itu tidak bisa membantu sang adik, karena setiap ucapan yang dilontarkan oleh sang ibunda tidak akan bisa diganggu gugat.     

"Mending kamu makan aja sini sebentar lagi kita mau berangkat." Daffa menjadi penengah di antara istri dan anak nya tersebut. Arka lalu memakan sarapan nya dengan wajah yang begitu kesal pria itu benar benar kesal dengan apa yang disampaikan oleh sang Bunda, keputusan yang sudah diambil oleh Gina benar benar tidak bisa diganggu semua terjadi karena Gina masih belum percaya dengan sang anak.     

***     

Setelah seluruh anak snak yang pergi ke sekolah Gina lalu melanjutkan tugas nya membersihkan rumah. Hampir selama seminggu mereka pergi dan hari ini Gina baru saja bisa membereskan semua yang ada di rumah nya.     

Dibantu dengan dua orang asisten rumah tangga yang memang di buat oleh Gina untuk juga libur selama mereka pergi. Sehingga membuat rumah benar-benar tidak ditinggali oleh orang.     

Di dalam mobil kedua anak Gina dan juga Dafa sibuk dengan kegiatan mereka masing masing terlebih lagi Dhira sedang mengotak atik tablet yang baru saja diberikan oleh kedua Eyang Uti dan juga Eyang kakung. Ayah Bian dan juga bunda Carissa memberikan semua fasilitas yang begitu mewah untuk para cucu cucu mereka.     

Bukan hanya untuk dirasa saja melainkan untuk Arka juga seperti itu. Motor yang mau dibawa oleh Arka menuju sekolah adalah sepeda motor yang diberikan oleh ayah Bian sebagai kado untuk Arka yang sudah mampu mempertahankan nilai nya.     

"Gak usah cemberut seperti itu Kamu tahu sendiri bagaimana Bunda kalau sudah mengambil sebuah keputusan." Arka hanya diam mendengar ucapan yang dilontarkan oleh sang ayah, Daffa dan Dira lalu melanjutkan cerita mereka berdua ayah dan anak itu benar benar menikmati waktu bersama di dalam mobil. "Baba mau ke mana?" Pertanyaan itu dilontarkan oleh Arka, anak laki laki Daffa dan juga Gina tersebut meskipun memiliki sikap cuek dirinya tetap ingin tahu banyak hal. Terlebih lagi Daffa dan juga timnya akan kembali berangkat ke daerah timur untuk mengamankan kesatuan di sana.     

"Mau tugas ke Indonesia bagian timur nanti setelah surat tugas nya turun."     

Decak kan kesal terdengar dengan sangat jelas, harga begitu kesal dengan sang ayah yang akan pergi bertugas ke luar kota. Anak itu sebenarnya sudah sangat menentang mengenai pekerjaan Arka yang seorang abdi negara.     

"Emang nggak bisa digantikan sama orang lain?" Daffa hanya tersenyum tipis mendengar pertanyaan yang dilontarkan oleh sang anak. Pria itu tahu bagaimana sikap anak nya tersebut.     

Daffa mulai menjelaskan Apa saja tugas sebagai abdi negara kepada anak bungsu nya tersebut namun meskipun berulang kali Dafa menceritakan semua hal nya tetap saja anak laki laki itu tidak akan pernah mau mendengarkan hal tersebut.     

Tak lama mobil yang dikendarai oleh Dafa sudah sampai di halaman sekolah kedua anak nya itu lalu turun tak lupa Daffa selalu mengecup dahi kedua anak nya tersebut.     

"Kalian baik baik di sekolah belajar yang rajin supaya Bunda kalian bangga dengan prestasi yang kalian lakukan," ucap Daffa. Mendengar ucapan tersebut membuat kedua alis Dhira saling menautkan, gadis itu tidak mengerti dengan ucapan yang baru saja dilontarkan oleh sang ayah. Daffa yang salah berbicara langsung saja memperbaiki ucapan nya, setelah itu kedua anak nya lalu keluar dari dalam mobil.     

***     

Saat ini semua orang sudah ada di kantin begitu juga dengan tirah setelah selesai dari mata pelajaran yang membuat seluruh rekan sekolah Dira pusing mereka lalu pergi ke kantin.     

Seperti biasa Ayu dan juga Diandra mulai memesan makanan untuk mereka sedangkan Mira dan juga Dira duduk di meja mereka masing masing.     

"Kita gabung!" Dira yang masih fokus dengan buku nya tidak merespon kedatangan ke empat orang pria yang selalu ada di dekat mereka. Arsen sudah duduk di samping Dira dengan senyum yang begitu mengembang dan juga menatap kearah gadis tersebut.     

Diandra dan juga Ayu yang baru saja datang langsung segera memberikan makanan tersebut kepada kedua, mata Diandra berputar dengan kesal ketika melihat ada Aris yang duduk di depan meja nya.     

"Ngapain sih lo ada di depan sini kan meja lain banyak."     

Pria itu tidak menjawab ucapan yang dilontarkan oleh Diandra diri nya lebih fokus dengan makanan yang saat ini sudah sampai di depan mata nya. Sedangkan Diandra yang tidak direspon oleh Aris berdecak dengan sangat kesal gadis itu tidak suka dengan sikap Aris yang begitu.     

"Makan dulu, baru deh baca lagi," ucap Arsen. Dhira lalu menoleh, dan melihat ada Arsen di sana hal itu membuat Dhira begitu terkejut dengan ke datangan Arsen. "Kenapa terkejut?" tanya Arsen.     

Dengan sangat polos Dhira hanya membahas ucapan yang dilontarkan oleh Arsen dengan anggukkan kepala nya. Pria itu tersenyum, mendengar ucapan yang dilontarkan oleh Arsen. Sedangkan, Arsen langsung mencubit hidung Dhira.     

"Buruan makan ini udah jam berapa. Nanti bel bunyi enggak jadi makan." Dengan cepat dia Lalu mulai memakan makanannya tersebut sedangkan Arsen yang ada di samping nya hanya berikan senyuman yang begitu mengembang.     

Bagi setiap orang, masa SMA Ma adalah masa yang begitu dirindukan karena setiap orang akan merasakan begitu banyak gejolak didalam diri nya. Di masa ini juga setiap orang selalu akan mencoba dan mencoba terus beberapa hal yang bisa saja membuat orang tersebut menjadi salah arah.     

Hal seperti ini juga lah yang selalu dipikirkan oleh Gina secara matang matang wanita itu tidak pernah mau melihat kedua anak nya terjaring hal hal yang tidak baik. Karena bagi mereka hal seperti ini benar-benar harus dijaga dengan sangat terkontrol.     

Bel sudah berbunyi mereka lalu bergegas menuju ke dalam kelas. Detik berubah menjadi menit lalu menit berubah menjadi jam hingga saat ini sudah pukul lima belas kurang tiga puluh menit sore hari.     

Semua nya lalu beranjak dari dalam kelas tak terkecuali Dira dan juga Arsen. Arsen tadi sudah meminta kepada Dira untuk mengajak diri nya pergi ke toko buku ada beberapa buku yang ingin dibeli oleh Arsen.     

Tanpa banyak menyita waktu keduanya lalu segera beranjak dari sekolah hari ini Arsen membawa sepeda motor hal itu dikarenakan tadi pagi sebelum diri nya pergi ke sekolah salah satu ban mobil yang biasa diri nya gunakan kempes sehingga membuat Arsen akhir nya mengambil sebuah keputusan cepat untuk membawa salah satu motor besar nya ke sekolah.     

"Kita naik motor aja ya nggak apa-apa?" Pertanyaan tersebut dilontarkan oleh arsen Dira hanya menjawab dengan anggukan kepala. Setelah itu Arsen selalu membantu Dira yang kesulitan untuk naik ke atas motor diri nya.     

"Pegang tangan aku terus kamu naik aja." Dira langsung melakukan hal tersebut dan mulai naik ke atas motor. Setelah itu keduanya lalu pergi meninggalkan area sekolah mereka berdua tidak tahu jika sejak tadi ada seseorang yang mengawasi kedua nya.     

Orang yang sejak awal sudah mengincar keberadaan arsen dan juga Dira sejak beberapa bulan yang lalu namun, selama ini Dira hanya terlihat biasa biasa saja. Dira mengetahui jika selama ini hidup nya diikuti oleh orang lain, namun, meskipun seperti itu Dira tetap seolah olah tidak tahu dan berpura pura saja.     

Sepanjang perjalanan arsen benar benar memanfaatkan hari dengan membawa Dira pergi keliling bersama sama. Sebelum pergi ke salah satu mall untuk membeli buku kedua nya mampir untuk makan bersama.     

"Kita makan di sana dulu ya soalnya di tempat itu selain bersih dan suasananya juga dingin pemiliknya juga baik loh bahkan ramah."     

Dira hanya mengikuti apa yang diucapkan oleh Arsen karena dirinya tidak tahu u tempat makan yang diinginkan oleh Arsen sebelum pergi bersama dengan pria itu Dira lebih dulu bertanya kepada kedua orang tua nya.     

"Aku ikut aja mau makan di mana." Arsenal menganggukan kepala nya dan segera menancapkan gas ke salah satu restoran yang menurut arsen benar benar begitu baik. Setelah sampai di tempat tersebut begitu kaget ketika mendengar beberapa orang yang memanggil dan juga terlihat sopan dengan diri nya. Melihat hal tersebut menimbulkan rasa curiga kepada Arsen, Dira juga berusaha bersikap baik baik saja untuk supaya sang suami tidak berpindah ke arah orang lain.     

***     

Makan mereka tidak membutuhkan banyak waktu setelah selesai mereka berdua langsung saja pergi meninggalkan restoran tersebut. Setelah selesai dengan urusan mereka yang ada di mall dan sudah mencari beberapa buku yang memang sedang dicari oleh Arsen.     

Dira lalu pergi berjalan ke salah satu rak buku buku fiksi yang selalu diri nya tunggu setiap hari nya buku di mana dirinya bisa mengenal sang penulis dengan begitu baik.     

"Kenapa kamu sangat menyukai sastra?" Dira yang berada di sana Lalu menoleh kearah samping nya dan benar saja itu adalah suara arsen yang ternyata sudah selesai memilih beberapa buku lain nya.     

"Sastra adalah suatu hal yang begitu indah setiap orang akan selalu menikmati sastra baik itu dari anak yang terkecil hingga anak yang bahkan belum lahir pun sudah mencintai Satra. Begitu juga dengan kita semua bahkan para beberapa orang dibawa kita adalah orang yang mencintai Satra."     

Pembahasan tentang sastra memang tidak pernah ada habisnya Arsen dengan sangat baik mendengarkan semua ucapan yang dilontarkan oleh Dira itu lalu bertanya dengan beberapa hal.     

Bahkan kedua nya tidak sadar jika sudah menghabiskan banyak waktu di dalam toko buku tersebut dan juga mereka sudah banyak menghabiskan beberapa lembar halaman yang dibaca dan dijelaskan oleh Dira kepada Arsen.     

"Sastra itu indah sekali ternyata ya. Pantas saja kamu begitu menyukai nya. Aku saja, sampai tertarik dengan sastra."     

"Kamu jangan tertarik, karena aku saja ya. Tapi kamu juga harus, mulai mengembangkan banyak hal yang terjadi, sehingga membuat kamu bisa mengenal sastra itu sendiri."     

"Benar nanti tolong ajarkan aku untuk mengenal sastra itu seperti apa karena dari sepenggal kata yang kamu ucapkan membuat aku begitu tertarik dengan mengenal dia."     

"Kenapa kamu begitu tertarik dengan sastra?" tanya Dhira.     

Saat ini kedua nya sedang berjalan menuju ke luar toko Arsen lalu mengajak Dhira ke tempat makan yang yang cukup baik di mall tersebut. Sepanjang perjalanan menuju ke tempat makan tersebut keduanya saling bertukar pikiran satu dengan yang lain nya apalagi arsen yang begitu tertarik dengan Sastra.     

Bahkan dirah berdecak kagum ketika arsen menyampaikan satu bentuk sastra yang diri nya kutip dari salah satu buku yang pernah Arsen baca.     

"Sastra itu bukan hanya tentang puisi ataupun lainnya tapi banyak hal yang bisa kamu tahu tentang apa itu sastra, kamu akan sangat mencintai sastra ketika kamu tahu apa saja hal yang terkandung dalam kutipan tersebut."     

Kedua nya lalu memesan makanan namun, kembali melanjutkan diskusi ringan yang mereka lakukan. Saat ini Arsen dan juga Dira hanya memesan beberapa makanan ringan dan juga minuman jus yang segar untuk mereka, karena sebelum nya arsen dan juga Dira lebih dulu makan di salah satu tempat tadi. Pembahasan mengenai sastra begitu menyenangkan bagi Arsen pria itu seolah mendapatkan sebuah keinginan dan juga impian baru ketika mendengar hal yang baru saja disampaikan oleh Dira.     

Dira lalu mengajak Arsen untuk membaca beberapa lembar buku fiksi novel romansa yang baru dari dirinya beli lalu, meminta Arsen untuk menyampaikan makna apa yang tersirat dari tulisan tersebut.     

"Kamu coba baca deh terus setelah itu kamu ceritakan makna Apa sih yang terkandung dalam cerita yang kamu baca. Kamu baca bab 1 nya aja," ucap Dhira.     

Arsen lalu membaca setiap bait tulisan yang tertera di tempat tersebut pria itu terlihat sangat fokus melihat Arsen seperti itu membuat dia tersenyum begitu lebar. Bahkan dari setiap raut wajah yang terlihat dengan sangat jelas ditampilkan oleh arsen bisa membuat jera yakin bahwa pria itu sedang merasakan apa yang ada dan tertulis dalam bait bait kehidupan tersebut.     

Sepuluh menit berlalu arsen sudah menghabiskan satu bab dari buku tersebut yang terdiri sekitar lima lembar halaman. Buku ini memang sangat tebal bahkan ini merupakan cetakan yang kedelapan oleh penerbit karena banyaknya permintaan para pembaca yang begitu antusias untuk memiliki buku "Sejuta Mimpi" bahkan bila harus menunggu hingga beberapa bulan baru bisa memiliki buku tersebut dan akhir nya diri nya bisa membeli dan membawa pulang buku yang begitu diri nya inginkan.     

"Gimana?" tanya Dhira.     

"Astaga di buku bagus banget kenapa kamu baru ngasih tahu aku gila aja ya penulisnya bisa menuliskan sedetil dan terapi itu bahkan tidak membuat aku yang biasanya sangat bosan membaca begitu banyak cerita namun, ini beda. Semuanya begitu indah bahkan setiap ukiran kata yang dia tulis begitu menyentuh hati aku. Sungguh indah sekali sastra ini bahkan aku rasa nya sudah jatuh cinta kepadanya saat pertama kali mengenal apa itu sastra."     

Kedua nya begitu semangat membahas buku yang benar benar mampu membawa setiap pembaca masuk ke dalam dunia fiksi yang diciptakan oleh sang penulis. Bukan hanya satu bahkan mereka lalu mulai membaca beberapa bab lain nya dan saling memberikan pendapat mereka. Hingga Dhira berbunyi ada nama Daffa tertera di sana segera wanita itu mengangkat telepon sang ayah.     

***     

Arsen dan Dira lalu pulang dari tempat tersebut saking asik mereka berdua saling membedah tentang buku yang tadi mereka baca membuat mereka berdua lupa akan waktu.     

Motor yang dikendarai oleh arsen sudah terparkir dengan begitu indah di depan rumah Dira, Daffa sudah berdiri menunggu sang anak di teras. Arsen tidak langsung pulang pria itu lalu turun dari atas motor nya dan mendekat berjalan ke arah Daffa yang sedang berdiri di depan pintu rumah.     

"Maaf Om sudah membawa Dira terlalu sore, tadi Arsen terlalu bersemangat mengenal hal baru yang baru saja disampaikan oleh Dira hingga membuat kami lupa bawa hari sudah semakin sore," ucap Arsen.     

Daffa terdiam dirinya tidak menyangka tingkah laku yang disampaikan oleh Arsen benar benar luar biasa yang ada pada laki laki itu membuat Dafa berdecak kagum. Rasa marah yang tadi nya ingin dilampiaskan kepada Arsen yang sudah membawa Dira terlalu sore untuk pulang sirna dengan sendiri nya ketika melihat bagaimana etika laki laki itu kepada Daffa.     

Arsen lalu pamit untuk pulang setelah motor pria itu pergi menjauh kedua ayah dan anak itu lalu masuk ke dalam rumah. Dafa lalu meminta sang anak untuk segera beristirahat dan mengganti seragam sekolah nya.     

Tanpa banyak bantahan Dira lu masuk ke dalam kamar wanita itu segera membersihkan dirinya yang sudah sangat lengket akibat seharian beraktivitas di luar rumah.     

Malam harinya Dira segera membantu sang Bunda untuk menyiapkan makan malam, tak lupa Gina bertanya kepada sang anak ke mana dirinya pergi lalu Dira mulai menyampaikan semuanya mendengar ucapan tersebut membuat Gina mengerutkan dahi.     

"Kenapa dia langsung jatuh cinta pada sastra?" tanya Gina.     

"Aku juga tidak tahu Bun tapi yang jelas setiap makna yang kami bahas membuat dirinya semakin cinta dengan sastra."     

"Ah Bunda yakin dia bukan hanya cinta sama sastra tapi dia juga cinta dengan seseorang yang menyampaikan sastra itu sehingga membuat dirinya jatuh dan menempatkan hati kepada sastra dan gadisnya."     

Mendengar hal itu membuat Dira bersemu merah semua orang akan tahu bagaimana Arsen memperlakukan Dira sebagai seorang wanita yang begitu spesial di dalam hati nya semua itu terlihat dengan sangat jelas apalagi ketika mereka pergi liburan bersama ke Jogja beberapa hari yang lalu.     

Tak lama makanan lalu terhidang dengan begitu mewah di atas meja Dira lalu memanggil Daffa dan juga Arka mereka berempat makan dengan begitu hikmat tidak banyak hal yang mereka bahas hanya beberapa kata yang dilontarkan oleh Daffa kepada putri cantik nya tersebut.     

"Motornya kak Arsen bagus juga." Kalimat yang dilontarkan oleh Arka benar-benar membuat dirinya harus mendapatkan pandangan yang begitu tajam oleh sang Buna. "Ampun Bun aku hanya bercanda," balas Arka.     

Dafa tersenyum melihat bagaimana anak laki laki nya itu begitu menurut dengan sang istri dan hal itu membuat Daffa begitu yakin bahwa aku akan menjadi laki laki yang akan bertanggung jawab.     

Setelah selesai makan malam bersama mereka lalu duduk di ruang tamu seperti biasa Seperti hal yang selalu mereka lakukan setiap. Sesekali dia tersenyum mendengar guratan dan juga ucapan yang dilontarkan oleh sang adik agar bisa membujuk Gina untuk bisa mengizinkan diri nya menggunakan motor. Namun, Gina tetap dengan pendiriannya wanita paruh baya itu tidak akan pernah mengizinkan sang anak untuk menggunakan motor jika umurnya belum cukup. Bagi Gina keselamatan Arka adalah hal yang paling penting, jika motor itu terjatuh hilang dan lain sebagainya Gina masih bisa membeli dan mengganti motor tersebut dengan yang baru.     

Namun jika nyawa yang menghilang bagaimana dirinya bisa berdiri tegak untuk mencari nyawa lain.     

"Bunda bukan melarang kamu untuk melakukan hal tersebut tapi bukan saat ini. Sekarang usia kamu belum cukup untuk membawa motor, kita bukan menyayangi barang tersebut Bunda mau beli 10 motor pun bisa saat ini namun, semua nya untuk apa kalau nyawa kamu yang hilang. Tidak selamanya terlihat keren di mata orang lain itu baik, bahkan ada ada yang jauh lebih baik dibandingkan hal tersebut."     

Arka hanya diam Apa yang diucapkan oleh sang Bunda memang benar adanya apalagi terlihat dari raut wajah yang ditampilkan Dina begitu khawatir dengan dirinya. Anak laki-laki itu lalu beranjak dari tempat duduknya dan mulai memeluk sang Bunda dengan begitu erat, "Maafkan aku bun harusnya aku sudah bisa berpikir kenapa buna dan juga Baba melarang aku untuk melakukan hal yang sebenarnya sangat tidak."     

Senyum kebahagiaan itu terbit dari wajah mereka semua, hingga akhirnya Gina meminta kedua anaknya itu untuk masuk ke dalam kamar istirahat agar besok ketika bangun pagi untuk sekolah mereka berdua terlihat lebih fresh dan bersemangat.     

Sedangkan kedua orang dewasa yg tersebut begitu menikmati hari-hari mereka bersama. "Terima kasih sudah menjadi ibu terbaik untuk anak-anak kita terima kasih sudah menjadi istri terbaik untuk aku dan terima kasih sudah menjadi anak yang baik untuk kedua orang tua kamu dan juga kedua orang tua aku." Ucapan yang selalu Dafa sampaikan setiap harinya, hal yang begitu mengukir sebuah kenangan di dalam hati di Gina saat ini dan untuk selamanya.     

##     

Selamat membaca dan terima kasih.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.